Manfaat
Blog dalam dunia Pendidikan
Blog dapat dikategorikan
sebagai e-learning, dalam tulisanny ARosenberg
(2001) beliau mengungkapkan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan
teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan.
Mengingat fungsi blog
sebagai media pembelajaran, blog memiliki berbagai manfaat dalam dunia
pendidikan, diantaranya :
1. Mendorong
siswa untuk selalu mendokumentasikan apa yang ada dalam pikiran mereka,
termasuk di antaranya adalah pengetahuan, pengalaman, perasaan, pendapat, dan
lain-lain, dengan metode yang paling sesuai dengan kepribadian masing-masing,
apakah itu lewat tulisan, gambar, suara, atau video. Hal ini, selain berguna
sebagai ajang latihan mengungkapkan ide-ide yang terpendam, juga berguna untuk
penghematan biaya dalam hal publikasi gagasan karena dengan media blog, sebuah
gagasan tidak perlu dimuat dalam ribuan lembar kertas agar dapat terpublikasi
secara luas.Setiap buah pikiran yang berhasil mereka dokumentasikan sebaiknya
diberi apresiasi agar mereka juga semakin terpacu untuk mendokumentasikan
pengetahuan yang mereka punya. Apresiasi tersebut tidak harus berupa materi,
tapi bisa juga berupa tanggapan, pengakuan, pujian, dan bahkan kritikan atas
apa yang berhasil mereka dokumentasikan.
2. Menggantikan
kelas-kelas diskusi yang selama ini selalu terbatas pada waktu dan sebuah
ruangan fisik, sehingga proses pembelajaran pun dapat diselenggarakan dengan
lebih fleksible.
3. Cara yang
efektif untuk meningkatkan minat belajar para siswa. Misalnya seorang guru mempposting
suatu permasalahan atau materi pelajaran yang disusun dalam suatu bahasa yang
formal tetapi lebih santai.Para siswanya kemudian bisa blogwalking ke blog
tersebut dan kegiatan belajar mengajar pun bisa menjadi lebih
menyenangkan.Materi pelajaran yang diposting melalui media blog bisa menjadi
sebuah konten hebat yang bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan.
4.
Memperkenalkan teknologi internet di kalangan pelajar dan pengajar, juga
bisa menjadi terobosan baru dalam dunia pendidikan. Jadi teknologi yang semakin
canggih ini asal dimanfaatkan semaksimal mungkin, diharapkan dapat menghasilkan
suatu perubahan besar, tidak hanya di bidang pendidikan, bahkan mencakup semua
bidang.
5. Sebagai
Sumber Informasi .Dalam dunia pendidikan
dibutuhkan berbagai macam pengetahuan. Untuk itu guru dan siswa haruslah
memiliki berbagai macam buku untuk mengembangkan pengetahuannya Kita bisa mencari berbagai macam pengetahuan
dari blog-blog yang ada didunia maya. Memang tingkat keakuratannya tidak begitu
tinggi, namun sangat bermanfaat sebagai pelengkap dari pengetahuan yang kita
miliki. Karena sebagai mana kita ketahui, internet merupakan jaringan yang
sangat cepat, sehingga informasi terbaru juga akan lebih cepat didapatkan.
Tentu saja ini membantu penambahan sumber informasi bagi dunia pendidikan, baik
itu untuk guru maupun siswa.
6. Media
Pembelajaran. Semakin pesatnya teknologi
mema memungkinkan semua itu akan terjadi. Belajar bisa dilakukan dari jarak
jauh dengan menggunakan blog. Biasanya guru yang akan menyediakan bahan
diblognya, kemudian para siswa akan dituntut untuk membuka blog tersebut untuk
mengikuti proses pembelajaran. Suatu kegiatan yang mungkin terjadi saat ini.
7. Penunjang
Bakat dan Minat. Fenomenanya pada saat
sekarang ini, tidak semua siswa yang suka
ngeblog. Beberapa diantara siswa lebih memilih bakat didunia nyata
dibandingkan dunia maya. Contohnya siswa yang suka basket, dia tidak akan suka
ngeblog. Biasanya siswa yang suka ngeblog itu adalah siswa yang hobby
fotografi, sastra, seni atau lainnya. Dengan demikian siswa yang hobi fotografi
akan dengan mudah memampangkan hasil karya mereka diblognya. Siswa yang hobi
sastra akan lebih senang menulis diblognya. Siswa yang hobi seni akan lebih
sering memampangkan drama teater diblognya. Otomatis blog sangat berfungsi bagi
dunia pendidikan salah satunya menunjang bakat dan minat siswa.Yah, kalau
memang ada siswa yang tida suka ngeblog, sebaiknya jangan dipaksakan.
8. Sarana
Promosi Institusi. Dengan blog, sebuah
institut pendidikan bisa mempromosikan diri.Ini sangat berpengaruh terhadap
dunia pendidikan. Sebagai calon siswa kita akan dengan mudah mengetahui
informasi tentang sebuah institut pendidikan dari blog khusus yang mereka
miliki.
Menurut A. W. Bates
(Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) manfaat dari penggunaan media elektronik
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan
kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran
elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta
didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara
peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya
dengan pembelajaran yang bersifat konvensional.Tidak semua peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam
diskusi.Mengapa?Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan
yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau
bertanya jawab sangat terbatas.Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga
cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani.
Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik.
Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang
yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat
tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas (Loftus, 2001).
2. Memungkinkan
terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan
tersedia untuk diakses oleh peserta didik
melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan
sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga
dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur
begitu selesai dikerjakan.Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu
dengan guru/instruktur.Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan
tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan
konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai
metode / media penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia
(UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan.Pada
tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial
saja atau yang disebut sebagai tutorial elektronika (Anggoro, 2001).
3. Menjangkau
peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat
dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau
meluas.Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan.Siapa saja, di
mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar.Interaksi dengan sumber
belajar dilakukan melalui internet.Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar
bagi siapa saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak
yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar
elektronik.Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar
sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara
periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi
pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari
peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab
atau pembina materi pembelajaran itu
sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar
elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan
mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan
kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus
ada komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar
peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.